Kumpulan puisi untuk para pencinta seni sajak, postingan ialah karya sendiri dan hanya sebuah rangkaian bait - bait @ysfrchh
Minggu, 15 Juli 2018
Selamat Malam Mawar
Hanya keindahan tanpa penyangga
Lihainya kamu mencari perhatian
Yang tak aku ketahui untuk siapa
Seperti lukisan abstrak
Dan aku sebagai pengagum seni ibumu
Melihat dan sangat kebingungan
Tak semudah menuang air kedalam gelas
Hal demikian pun bisa ku praktikan walau hanya dengan mata tertutup
Tapi ini..
Cenderung menjadi teka - teki
Seperti mencari bukti magnet bumi
Yang penuh materi dan teori tanpa bukti
Dan hanya dengan melihat tetesan tinta
Semua orang bisa berimajinasi
Tetapi kau sulit kumengerti
Hingga tiba disaat kau salah melangkah
Disitu aku mengetahui banyak tentangmu
Menjadi tangkai tanpa kelopak mawar
Yang membawa akar penuh kebohongan
Drama
Terlalu seperti cinema
Yang pandai membuat tema
Berirama
Terkesima
Terkesan sama
Tetapi mengundang hama
Ini dilema
Lagi - lagi terlalu lama
Rindu Palsu
Sore ini...
Detak jam dinding sungguh meragukan
Begitu cemas dan rindu
Serasa berada didasar lubang ditengah hutan
Gunung berseru memanggil namamu
Dan ku melamun tanpa lamunan
Tak perlu kau tanyakan
Aku tak akan pernah tahu alasan
Karena sungguh bukan luka
Tetapi hanya sebuah kolase dan meronce kata
Mengerti atau tidak
ku tak pernah perduli
Tetapi untukku cukup berwarna
Kalau saja kau hanya memberi abu - abu
Tak apa
karena jelas ini cukup indah untuk ku berikan padamu
Permisi bila rinduku mengganggu
Kamis, 12 Juli 2018
Ini Menakutkan
Rabu, 11 Juli 2018
Aku menjadi abu
Rabu, 10 Januari 2018
Rangka Ironi
Kasat sangat,
Kini ku dapat
Sungguh dinikmati sangat
Walau ini berat
Karena sungguh lekat
Langkahku mampu seimbang
Tanpa di perdaya orang
Dengan otak berkarang
Yang duduk manis melarang - larang
Bukan untuk sejarah
Bahwa kau pernah menyerah
Bagiku itu hanya gerah
Bercucuran darah
Sungkan ku berlari
Mengejar kau yang sedang menari
Bersama manusia berduri
Ku sangka kau mati suri?
Sedikit ku bersembunyi
Dipojokan dekat ruang sunyi
Diam -diam itu berbunyi
Suara aku sedang bernyanyi
Aku dikomposkan
Kau terus menekan
Kau terus gunakan ikan
Untuk aku yang kelaparan
Aku berpesan,
Jadilah seperti pangeran
Agar kau bisa seimbang
Membela tak sembarang!
Pro ( Di TRAGISKAN )
Berada pada kontradiksi
Yang terhantam keras ilusi
Dan kolaborasi frekuensi
Dalam lamanya durasi
Membutuhkan inspirasi
Kamu memang sisi
Dimana aku terdegradasi
Dengan saksi
Yang fiksi
Lama - lama visi
Menjadi basi
Kamu adakan seleksi
Banyak sekali kursi
Aku tereliminasi
Sebenarnya aku berambisi
Kamu banyak berimajinasi
Aku bervariasi misi
Tetapi mentah disisi
Karena sudutmu sudah terisi
Penuh dengan sesi
Tetap saja itu ilusi
Permisi
Abdi tak mengabdi
Bungkam
Dasar kau penjilat materi kami
Kami bungkam, kau bercerita perjuangan
Anda kira kami sepaham?
Anda kira kami tak tahu soal itu?
Anda kira kami bodoh sejarah?
Anda kira kami citra buruk negeri?
Kami tak sepaham dengan anda
Kami lebih tahu, sampai saat darah mereka bercucuran pun kami tahu
Kami tidak bodoh
Anda citra buruk negeri!
Kami sederhana
Kami susah payah bekerja
Kami susah payah belajar
Kami menjadi budakmu?
Anda bebas
Anda santai santap pagi, pagi, siang, siang, siang, sore, sore, malam, malam, dan tidur
Anda belajar titip sana sini
Anda menjadi pimpinan kami?
Pantas?
Jangan salahkan masyarakat minim pendidikan!
Semua dalam satu galeri uang
Siapa yang merusak?
Kami?
Kami tertawa
Anda bingung saja lah
Sadarkah anda?
Belum?
Sadarlah secepatnya
.
.
Jakarta, 06 Agustus 2017