Kamis, 19 Juni 2025

SINEMA

Semua seperti sinema yang indah

Namun indah itu tak akan pernah datang

Bersama dengan lelah yang pergi

Kita mulai belajar

 

Bahwa,

Hidup tidak seharusnya biru

Hidup tidak seharusnya merah

Hidup tidak seharusnya hijau

Hidup seharusnya tidak patah

 

Kita manusia dengan fase hidup rumit

Ya, kamu. Aku tidak begitu

Pilihan sulit yang kamu hadapi mengorbankan fase biru

Karena pilihan itu akan jadi peluru bunuh diri

Tapi kamu tidak mau bunuh diri

Kamu memilih untuk mencari pembunuh

Namun, aku yang kamu bunuh

 

Saat ini sudah menjadi fase merah

Dimana saat pembunuh jatuh cinta

Pertanyaan ku, bagaimana kamu tahu dan mau?

Pembunuh yang tidak hanya satu

Sembunyi didalam keranda kotor

Pembunuh yang akan membunuh pembunuh lain

Keji, namun ku bilang lebih yakin itu menjijikan.

 

Kamu dengan pembunuh ada pada fase hijau

Hijau berarti tak butuh pertolongan

Karena yang aku tahu, hijau itu bisa semuanya

Menurutku fase ini yang paling meyakinkan bahwa,

Merah itu sangat menjijikan

Hidup nya ditelan hijau, bahkan rahim nya pun berkata

Tak apa – apa, karena realistis

Tapi aku benci realistis, karena jika seperti itu mengapa kamu gunakan hati

 

Patah ini bukan hanya soal hati,

Melainkan juga doa

Doa ku patah, bahkan hancur

Semua menunggu hancur saja

Patah nya sudah kamu miliki

Maaf aku hanya menunggu hancur

 

Jika pembunuh itu menghilangkan yang lain

Patah nya hanya menunggu hancur

Aku sudah berubah, namun dari pertama,

Aku bukan pembunuh!!

 

Yang akhirnya dari semua fase,

Kamu memilih pembunuh

Hancur nya adalah terbunuh atau membunuh yang lainnya lagi.

Mungkin aku untuk ke dua kali nya.


Tapi jika kembali nya kamu

Ku tak bisa,

Aku sudah mati~


Selatan Jakarta, 20 June 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar